Senin, 07 Oktober 2013

IPS Kelas 7



Materi Pembelajaran IPS Kelas 7 Semester 1
BAB 1
Lingkungan Kehidupan Manusia
A. Bentuk Muka Bumi
1. Keragaman Bentuk Muka Bumi

Muka bumi terdiri atas dua bagian, daratan dan lautan. Daratan yang luas disebut benua dan lautan yang luas sering disebut samudera. Apabila bagian benua dipotret dari dekat, akan tampak bahwa permukaan benua tidak rata. Itulah kenyataannya, bahwa muka bumi tidak rata seperti pada peta. Di permukaan bumi, ada bagian yang menonjol ke atas, ada pula bagian yang cekung ke bawah. Bagian yang menonjol ke atas dapat berupa gunung, pegunungan, dataran tinggi, bukit, dan seterusnya. Bagian yang cekung dapat berupa ngarai, lembah, danau, sungai, rawa, dan sebagainya. Kenampakan tinggi rendahnya muka bumi tersebut dinamakan relief muka bumi.
2. Proses Terbentuknya Muka Bumi
a. Proses Alam Endogen
Tahukah kamu bahwa bumi yang kita pijak ternyata berjalan-jalan dengan kecepatan beberapa cm per tahun? Pergerakan tersebut tidak terasa oleh kita. Namun, pergerakan tersebut menyebabkan perubahan relief muka bumi. Pernahkah kamu melihat permukaan jalan yang amblas? Jalan amblas ialah contoh adanya pergerakan dalam bumi. Pergerakan tersebut disebabkan oleh tenaga yang berasal dari dalam bumi yang disebut tenaga endogen. Dengan demikian, di dalam bumi terdapat sumber energi.
Dari manakah energi itu berasal? Ternyata di dalam bumi terdapat sumber panas yang
berasal dari inti bumi. Kita telah mengetahui bahwa kulit bumi itu padat, dingin, dan terapung di atas mantel bumi. Kerak bumi yang membentuk dasar samudera disebut lempeng samudera.
Kerak bumi yang membentuk dasar benua disebut lempeng benua. Lempeng samudera
dan lempeng benua terletak di atas lapisan mantel. Kita juga telah belajar bahwa lapisan
mantel mendapat pemanasan terus-menerus dari lapisan Sima. Pemanasan ini
menyebabkan terjadinya gerakan cairan dengan arah vertikal (konveksi) pada lapisan
mantel. Akibatnya, arus konveksi ini menumbuk kulit bumi yang terapung di atasnya.
Tumbukan yang terjadi terus-menerus akan mengakibatkan terjadi patahan pada kulit
bumi. Patahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya tumbukan antara lempeng benua
dan lempeng samudera.
1) Tektonisme
Seperti telah dijelaskan, keragaman muka bumi dipengaruhi oleh adanya gerakangerakan di kerak bumi, baik gerakan mendatar maupun gerakan tegak. Gerakangerakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru yang disebut struktur diastropik. Bentuk baru yang termasuk dalam struktur diastropik adalah pelengkungan, pelipatan, patahan, dan retakan.
2) Vulkanisme
Vulkanisme merupakan proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Keluarnya
magma ke permukaan bumi umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan pipa
kepundan pada gunung api. Jika magma yang berusaha keluar tidak mencapai
permukaan bumi, proses ini disebut intrusi magma. Jika magma sampai di permukaan
bumi, proses ini disebut ekstrusi magma. Magma yang sudah keluar ke permukaan
bumi disebut lava.
Penyebaran Pegunungan dan Gunung Api :
Secara garis besar, terdapat dua rangkaian pegunungan.
(1) Sirkum Mediteran, berawal dari Pegunungan Atlas, Yura, Alpen (Eropa),
Kaukasus, Himalaya (Asia), tenggelam dan muncul sebagai pulau-pulau di Kep.
Andaman, tenggelam dan muncul sebagai Pegunungan Bukit Barisan, pegunungan
di Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, dan berakhir di Kep. Maluku.
(2) Sirkum Pasifik, rangkaian pegunungan yang berawal dari Pegunungan Cordileras
De Los Andes (Amerika Selatan), Rocky, Sierra Madre (Amerika Utara),
tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di Kep. Jepang, tenggelam dan muncul sebagai
pegunungan di Kep. Filipina, tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di
Pulau Sulawesi, dan berakhir di Kep. Maluku.
3) Seisme
Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya. Gayangan atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala ini disebut seisme. Getaran yang dihasilkan akibat pergeseran kerak bumi tersebut dapat besar maupun kecil. Besar kecilnya kerusakan di muka bumi disebabkan oleh besar kecilnya gempa tersebut.
Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori.
Menurut proses terjadinya, gempa bumi diklasifikasikan menjadi seperti berikut.
(1) Gempa tektonik: terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit
bumi oleh tenaga tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini
yang merambat sampai ke permukaan bumi.
(2) Gempa vulkanik: terjadi akibat aktivitas gunung api. Oleh karena itu, gempa
ini hanya dapat dirasakan di sekitar gunung api menjelang letusan, pada
saat letusan, dan beberapa saat setelah letusan.
(3) Gempa runtuhan atau longsoran: terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan
mengalami runtuh. Getaran yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya
dirasakan di sekitar daerah yang runtuh.
1. Pelapukan
a) Pelapukan Mekanik
Ketika terkena sinar matahari, volume batuan mengembang. Ketika terkena air hujan atau penurunan suhu di malam hari, volume batuan mengecil. Jika hal ini berlangsung terus-menerus, batuan akan retak-retak dan lepas selapis demi selapis. Akhirnya, batuan tersebut menjadi hancur. Peristiwa hancur dan terlepasnya material dari batuan induk tanpa mengalami perubahan unsur kimia yang dikandungnya disebut pelapukan mekanik (fisik).
b) Pelapukan Kimiawi
Pada pelapukan ini, peristiwa hancur dan terlepasnya material dari batuan induk disertai perubahan unsur kimia. Perubahan unsur kimia terjadi ketika unsur mineral batuan bereaksi dengan unsur kimia yang berasal dari luar, misalnya dengan oksigen atau air. Pelapukan ini sering terjadi di daerah tropik dengan batuan kapur. Contoh pelapukan kimiawi ialah stalaktit dan stalagmite
c) Pelapukan Biologi atau Pelapukan Organik
Pernahkah kamu melihat tembok atau batu yang lembab ditumbuhi lumut, atau berlubangnya batuan oleh semut? Nah, itu salah satu bentuk pelapukan organik. Pada pelapukan ini, peristiwa hancur dan terlepasnya material dari batuan induk disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup: vegetasi, hewan, dan manusia. Pelapukan biologi biasanya diikuti oleh pelapukan kimiawi.
2) Erosi
Batuan yang telah lapuk secara berangsur-angsur akan dikikis dan dipindahkan ke tempat lain oleh tenaga eksogen. Proses pengikisan dan pengangkutan material hasil lapukan itulah yang disebut erosi.
Berdasarkan bentuknya, erosi terbagi seperti berikut.
(1) erosi percik: terlepas dan terlemparnya partikel tanah akibat pukulan butir hujan
secara langsung
(2) erosi permukaan
(3) erosi alur: terjadi karena adanya aliran permukaan yang terkumpul atau terpusat
dan membentuk alur-alur
(4) erosi parit: terjadi karena adanya aliran permukaan yang terpusat, runtuhnya
saluran-saluran air di bawah permukaan tanah, atau karena adanya tanah
longsor yang bentuknya memanjang.
(5) erosi tebing
a) Erosi Air
Erosi air disebabkan oleh aliran air permukaan yang berasal dari air hujan yang menghanyutkan partikel-partikel tanah dan hancuran batuan. Faktor-faktor yang memengaruhi kekuatan erosi air, antara lain:
(1) volume air sebagai tenaga utama dalam proses erosi (makin besar volumenya,
makin kuat erosinya),
(2) kemiringan lereng (makin curam lerengnya, makin besar erosinya),
(3) keadaan vegetasi (makin lebat vegetasinya, makin kecil erosinya),
Ada berbagai bentuk erosi air, di antaranya erosi tebing sungai, erosi air terjun, dan erosi gelombang air laut.
b) Erosi Angin
Pernahkan kamu melihat gurun pasir di televisi? Erosi angin biasa terjadi di gurun pasir dan di daerah kering. Deflasi merupakan proses erosi yang disebabkan oleh angin. Angin dengan kecepatan tinggi mengikis batuan dan membawanya ke daerah yang kecepatan anginnya rendah.
c) Erosi Gletser
Gletser adalah salju yang meluncur mengikuti lereng-lereng bukit. Eksarasi
merupakan proses erosi yang disebabkan gletser. Di daerah yang bersalju, sewaktu
salju turun, butiran salju bersatu dengan tanah dan menyusup melalui pori-pori
tanah. Ketika musim panas, salju mencair dan mengalir dengan membawa material
hasil erosi.
3) Gerak Massa Batuan
Batuan yang berada di muka bumi dapat berpindah secara massal dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Perpindahan tersebut disebabkan antara lain oleh pengaruh gravitasi.
Perpindahan massa batuan dapat juga disebabkan oleh
kemiringan lereng, kandungan air, dan jenis batuan. Perpindahan batuan secara massal disebut mass-wasting. Contoh gerak massa batuan ialah tanah ambles dan longsor.




BAB 2 Kelas 7



Definisi manusia Purba :
Siapakah manusia purba itu ? Manusia purba disebut juga sebagai Prehistoric People adalah manusia yang hidup jauh sebelum dikenalnya tulisan, mereka memiliki alat/peralatan yang terbuat dari batu dan diyakini telah mendiami bumi sekitar 4 juta tahun yang lalu.


JENIS-JENIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA
1. Meganthropus Paleojavanicus (manusia raksasa dari Jawa kuno)
Fosil manusia ini ditemukan oleh GH.Von Koeningswald pada tahun 1941 di Sangiran (Surakarta), sampai saat ini Meganthropus merupakan makhluk tertua yang ada di Indonesia.
Mega = Besar, Anthropus = Manusia, Palaeo = tua, Javanicus = Jawa
Fosil berupa rahang bawah dan rahang atas, Diperkirakan sebagai manusia purba paling tua, Hidup sekitar 2 juta – 1 juta tahun yang lalu.
Disebut sebagai manusia purba tertua di Pulau Jawa
Ciri –ciri :
a.    tubuh kekar
b.    rahang dan geraham besar
c.    tidak berdagu
d.    menyerupai kera


2. Pithecantropus Mojokertensis (manusia kera dari Mojokerto).
Jenis ini ditemukan oleh GH.Von Koeningswald  pada tahun 1936 di desa Perning dekat Mojokerto dan didesa Sangiran dekat Surakarta.Fosil ini diperkirakan sebagai anak Pithecanthropus yang berusia sekitar 5 tahun  dan hidup sekitar 2 juta tahun yang lalu.
Ditemukan Fosil berupa tengkorak anak, Masih tergolong jenis Pithecanthropus.
Ciri-ciri :
a.    badan tegak
b.    tidak memiliki dagu
c.    bentuk kening menonjol
d.    tinggi badan 165 – 180 cm
e.    volume otak 750 – 1.300 cc
f.     tulang rahang dan geraham cukup kuat
g.    tulang tengkorak cukup tebal
h.    bentuk tengkorak lonjong


3. Pithecanthropus Robustus (manusia kera yang besar dan perkasa)
Fosil ini ditemukan oleh GH.Von Koeningswald  pada tahun 1939 di lembah Bengawan Solo,desa Trinil, fosil ini berasal dari lapisan pleistocen bawah,sama dengan jenis Pithecanthropus yang lain,tetapi memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dan lebih kuat.
Manusia kera besar dan perkasa ini ditemukan oleh Von Koeningswald tahun 1939 di Lembah Bengawan Solo desa Trinil, berasal dari lapisan pleitosen bawah sama dengan jenis Phitecantropus yang lain, tapi ukuran tubuh lebih besar dan kuat.


4.Pithecanthropus Erectus (Manusia kera yang berjalan tegak)
Jenis ini ditemukan oleh E.Dubois didesa Trinil (dekat sungai Bengawan Solo) pada tahun 1890 berupa tulang rahang,dua geraham,bagian atas tengkorak,dan tulang paha. Berdasarkan bukti-bukti yang ada terutama bentuk tulang paha menunjukkan kalau makhluk ini sudah berjalan tegak
Pithe = kera , Anthropus = manusia , Erectus = tegak
Pithecanthropus erectus = manusia kera berjalan tegak.
Ciri-ciri :
a. berbadan dan berjalan tegak
b. tinggi badan 165 – 170 cm
c. diperkirakan hidup sekitar 1 juta tahun yang lalu.


5.Homo Wajakensis (manusia purba dari wajak)
Ditemukan di dekat desa Wajak di lembah sungai Brantas dekat Tulungagung,Jawa Timur bagian selatan,pada tahun 1889 olehVan Reictshotten,namun kemudian diserahkan kepada E.Dubois untuk diteliti .Menurut teori Teuku Jacob dan E.Dubois, fosil ini termasuk Homo sapiens (makhluk manusia/manusia cerdas),yang berasal dari kala Pleistosen, diperkirakan hidup lebih kurang pada 40.000 tahun yang lalu dan berkembang  menjadi ras khusus nenek moyang penduduk asli Australia.
Ciri-ciri Homo Wajakensis sebagai berikut :
a.Muka datar dan lebar,
b.Hidung lebar dan bagian mulutnya menonjol,
c.Dahinya agak miring dan di atas mata terdapat busur kening yang nyata,
d.Tenggorokannya sedang, agak lonjong, dan agak bersegi di tengah-tengah atap tengkoraknya dari muka ke belakang, dan
e.Mukanya lebih Mongoloid karena sangat datar dan pipinya menonjol ke samping.




6 Homo Soloensis (manusia purba dari solo)
Yang ditemukan oleh G.H.R. Von Koeningswald dan Weidenreich pada tahun 1934.Hasil penemuannya berupa 11 buah fosil tengkorak,tulang rahang dan gigi yang ditemukan di daerah Ngandong,lembah sungai Bengawan Solo
Manusia purba jenis homo soloensis artinya manusia dari Solo,
Ciri-ciri sebagai berikut:


a. Otak kecilnya lebih besar daripada otak kecil Pithecanthropus Erectus.


b. Tengkoraknya lebih besar daripada Pithecanthropus Erectus.


c. Tonjolan kening agak terputus di tengah (di atas hidung).


d. Berbadan tegap dengan ketinggian kurang lebih 180 cm.

PEMBAGIAN ZAMAN PRA AKSARA
Pembangia Zaman Menurut Geologi
Pembagian Zaman Menurut Alat yang digunakan
Pembagian Zaman Menurut Kehidupan


1. Pembagian Zaman Menurut Geologi
ARKEOZOIKUM
Arkeozoikum adalah zaman tertua (zaman awal atau permulaan)
Dalam sejarah pekembangan bumi yang berlangsung kira – kira 2500 juta tahun yang lalu.
Pada zaman itu keadaan bumi belum stabil, kulit bumi masih dalam proses pembentukan dan udara masih sangat panas sehingga belum tampak tanda – tanda kehidupan.
PALEOZAIKUM
   Paleozaikum merupakan zaman primer kelanjutan dari Arkeozoikum.
   Diperkirakan berlangsung sekitar 340 juta tahun yang lalu.
   Pada masa itu, terjadi penurunan suhu yang mengakibatkan bumi lambat laun menjadi dingin.
   Adanya tanda – tanda kehidupan yang semakin jelas, yakni dengan munculnya makhluk bersel satu seperti bakteri dan sejenis amfibi.
Mesozoikum
   Mesozoikum disebut pula dengan zaman sekunder atau zaman reptil.
   Berlangsung kira – kira 140 juta tahun yang lalu.
   Pada masa ini, terjadi pertumbuhan kedua dalam tingkat kehidupan makhluk hidup.
   Pada zaman ini muncul pula reptil raksasa (dinosaurus) dan Atlantosaurus serta jenis burung dan binatang menyusui tingkat rendah.
NEOZOIKUM
   Neozoikum atau kainozoikum diperkirakan berusia 60 juta tahun yang lalu.
   Pada masa tersebut, keadaan bumi sudah mulai stabil kehidupan semakin berkembang dan beraneka ragam.
   Pembagian zaman neozoikum antara lain sebagai berikut :
1. Zaman tersier
2. Zaman Kuarter


A. ZAMAN TERSIER
   Zaman tersier dapat disebut sebagai zaman ketiga.
   Jenis – jenis binatang besar mulai berkurang dan telah hidup dari binatang jenis – jenis binatang menyusui, seperti kera dan monyet.


B. ZAMAN KUARTER
   Zaman kuarter dapat disebut sebagai zaman keempat.
   Mulai muncul tanda – tanda kehidupan manusia purba.
   Zaman kuarter dibagi menjadi dua masa yaitu, masa pleistosen dan masa holosen


1. MASA PLEISTOSEN
   Masa pleistosen atau dilivum adalah zaman es atau glasial.
   Berlangsung sekitar kira – kira 600.000 tahun yang lalu.
   Pada masa inilah kehidupan manusia mulai ada.
   Masa ini ditandai dengan mulai mencairnya es yang bertumpuk di Kutub Utara karena terjadi perubahan iklim yang terus menerus.


2. ZAMAN HOLOSEN
   Masa holosen berlangsung sekitar 20.000 tahun yang lalu.
   Pada masa ini, mulai muncul Homo Sapiens atau manusia cerdas, seperti Homo Wajakensis.
   Spesies tersebut merupakan nenek moyang dari manusia modern saat ini


2. Pembagian Zaman Menurut Alat yang digunakan Manusia Purba

Zaman Batu  (Lithikum )
   Pada zaman batu manusia purba dalam upaya untuk memenuhi kebutuhannya masih menggunakan alat – alat yang terbuat dari batu.
   Zaman Batu dibedakan menjadi 3 yaitu:
            - Zaman batu tua
            - Zaman Batu Tengah
            - Zaman Batu Muda


Zaman Batu Tua ( Palaeolithikum )
   Pada zaman batu tua manusia purba menggunakan alat – alat dari batu yang masih kasar karena belum diasah.
   Kehidupan manusia purba pada saat itu belum memiliki tempat tinggal yang tetap atau nomaden.


Zaman Batu Tengah ( Mesolithikum )
   Pada zaman batu tengah, alat – alat yang digunakan oleh manusia masih seperti zaman batu tua, namun alat – alat tersebut sudah diasah tetapi belum halus.
   Kehidupan manusia purba pada saat itu sudah mulai menetap.


Zaman Batu Muda ( Neolithikum )
   Pada zaman batu muda manusia purba menggunakan alat – alat dari batu yang telah diasah secara halus dan mempunyai bentuk yang bagus dan bervariasi.
   Kehidupan manusia purba pada saat itu sudah mulai menetap dan bercocok tanam.


Zaman Logam
   Kebudayaan manusia purba pada zaman logam sudah jauh lebih tinggi dan maju jika dibandingkan dengan zaman batu.
   Pada zaman logam manusia purba sudah memiliki kemampuan melebur logam untuk membuat alat – alat yang dibutuhkan.
   Zaman Logam dibedakan menjadi 3 yaitu:
            a. Zaman tembaga
            b. Zaman perunggu
            c. Zaman besi


Zaman Tembaga
   Pada zaman tembaga manusia purba sudah memanfaatkan logam tembaga yang dapat digunakan untuk alat – alat rumah tangga.
   Tetapi proses pembentukannya masih sangat sederhana.


Zaman Perunggu
   Pada zaman perunggu manusia purba sudah mampu membuat peralatan dari perunggu yang terbuat dari hasil campuran antara tembaga dan timah.
   Peralatan ini mempunyai sifat yang lebih keras daripada tembaga dan bentuknya sudah lebih halus.


Zaman Perunggu
   Pada zaman perunggu manusia purba sudah mampu membuat peralatan dari perunggu yang terbuat dari hasil campuran antara tembaga dan timah.
   Peralatan ini mempunyai sifat yang lebih keras daripada tembaga dan bentuknya sudah lebih halus.


Zaman Besi
   Pada zaman besi manusia purba sudah mampu melebur bijih besi yang dibentuk sedemikian rupa meskipun masih kasar.
   Bijih besi dilebur dan dibentuk untuk memenuhi berbagai kebutuhan seperti peralatan rumah tangga, berburu, dan bertani.


3. Pembagian Zaman Menurut Corak Kehidupan
Masa Berburu
Masa Meramu
Masa Bercocok Tanam


Masa Berburu
   Kehidupan manusia purba pada masa berburu selalu berpindah – pindah atau nomaden.
   Karena selalu mencari binatang buruan dan bahan makanan yang disediakan oleh alam berupa binatang, Hal ini disebut dengan “food gathering”.


Masa Meramu
   Kehidupan manusia purba pada masa meramu hampir sama dengan masa berburu yaitu selalu berpindah – pindah atau nomaden.
   Berbeda dengan masa berburu, pada masa meramu manusia purba mencari bahan makanan berupa tumbuh – tumbuhan, hal ini disebut sebagai  food gathering”.


Masa Bercocok Tanam
   Kehidupan manusia terus berkembang lebih maju, yang kemudian mengenal bercocok tanam.
   Meskipun demikian kehidupan berburu dan meramu belum sepenuhnya ditinggalkan.

 
Beberapa pendapat para ahli tentang asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut:
1. Prof.Dr.H.Kern
Menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daratan Asia .Hal ini didukung dengan bukti bukti penggunaan bahasa. Bahasa-bahasa yang dipergunakan di   Indonesia, Polynesia, Melanesia berasal dari satu akar  bahasa yang sama yaitu bahasa Austronesia, penelitian Kern ini terutama ditujukan pada kesamaan nama-nama binatang dan alat perang.
2. Prof.Dr.Kroom
Asal-usul bangsa Indonesia adalah dari Asia Tengah, pendapat ini didasarkan pada bukti bahwa didaerah  Cina tengah banyak terdapat sungai-sungai yang besar yang menjadi sumber kehidupan manusia.Dari sini mereka menyebar ke Indonesia pada sekitar tahun 2000 SM sampai tahun 1500 SM.
3. Hogen
Bangsa yang mendiami daerah pessisir Melayu berasal dari Sumatera. Bangsa ini bercampur  dengan bangsa Mongol kemudian disebut sebagai bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu.
4. Dr.Brandes
Bangsa yang bermukim di Indonesia memiliki banyak persamaan dengan bangsa-bangsa yang mendiami daerah-daerah yang membentang dari sebelah utara pulau Formosa sampai sebelah barat daerah Madagaskar, sebelah selatan Jawa-Bali, dan sebelah timur sampai ketepi pantai barat Amerika, Brandes juga mendasarkan penelitiannya kepada perbandingan bahasa.
5. Prof.Muhammad Yamin.
Bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri, hal ini dibuktikan dengan penemuan-penemuan Fosil dan Artefak tertua dengan jumlah yang lebih banyak dan lebih lengkap di Indonesia.
6. Drs.Moh.Ali
Bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan, pendapatnya dipengaruhi oleh pendapat Moens yang berpendapat bahwa bangsa Indonesia  berasal dari Mongol dan terdesak oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat,dan akhirnya menyebar ke wilayah Indonesia,menurutnya nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai besar di Asia  dan kedatangannya  di Indonesia secara bergelombang  tahun 3000 SM-1500 SM sampai tahun 1500 SM-500 SM. Pendapatnya didukung oleh suatu pernyataan tentang Blod und Breden Unchro yang berarti darah dan tanah  bangsa Indonesia  berasal dari Indonesia sendiri.
7. Mayumdar.
Bangsa –bangsa yang berbahasa Austronesia berasal dari India, kemudian menyebar ke Indho-China terus ke daerah Indonesia dan Pasifik, pendapatnya didukung oleh penelitiannya berdasarkan bahasa Austria yang merupakan bahasa muda di India Timur.
8. Max.Muller
Menyatakan bahwa  asal dari bangsa Indonesia adalah daerah  Asia Tenggara.
9. Van Heine Geldren
Bangsa Indonesia berasal dari daerah Asia, pendapatnya didukung  oleh artefak-artefak yang ditemukannya di Indonesia memiiki persamaan dengan yang ditemukan di daratan Asia
10. Prof.Dr.Aswan Mutakin, M.P.d dan Drs.R.Gunawan Kamil Pasya, M.S.i
Gelombang migrasi pertama berlangsung sekitar tahun 3000 SM,yaitu berpindahnya ras Kaukasoid dari laut tangah melalui lembah sungai kuning di Cina utara, disana mereka bercampur dengan suku Aborigin, sehingga dihasilkan karakteristik Mongoloid.Setelah itu sebagian dari mereka mamasuki dan bermukin dikepulauan Indonesia bagian barat dan tengah.


KESIMPULAN TENTANG ASAL-USUL BANGSA INDONESIA
Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.Pendapat yang didasarkan pada penemuan-penemuan fosil dan artefak bahwa bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri dan kemudian menyebar ke Asia lainnya Pendapat ini di dukung oleh penemuan fosil di Cina yang kemudian disebut dengan Sinanthropus Pekeninsis   yang diperkirakan hidup sezaman dengan Pithecanthropus Erectus Indonesia. Di wilayah Asia lainnya belum berhasil ditemukan fosil manusia purba.
2.Bahwa penduduk yang mendiami daerah kepulauan Indonesia diperkirakan dari daratan Asia. Melaui jejak sejarah yang diteliti ,bangsa Indonesia diperkirakan berasal dari daerah Yunan  selatan kemudian menyebar kearah selatan hingga sampai ke Indonesia.
3.Bahwa masyarakat awal yang menempati wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsa Melayu,bangsa ini merupakan nenek moyang bangsa Indonesia,yang terdiri dari 2 rumpun, yaitu :
1).Bangsa Proto Melayu (melayu tua) bangsa ini masuk ke Indonesia melalui dua jalan / route,yaitu :
            Jalan Barat  :melalui semenanjung Melayu,terus ke Sumatera dan menyebar ke seluruh Indonesia.
            Jalan Timur  :melalui Filipina terus ke Sulawesi selanjutnya keseluruh Indonesia Keturunan bangsa Proto Melayu yang masih ada sampai sekarang : Suku bangsa Dayak,Toraja,Batak dan Papua .
2).Bangsa Deutro Melayu  (Melayu Muda) Memasuki  wilayah Indonesia secara bergelombang melalui jalur barat : dari semenanjung Melayu terus ke Sumatera dan selanjutnya tersebar keseluruh Indonesia,keturunan bangsa Indonesia yang masih  ada sampai sekarang diantaranya adalah : suku bangsa Jawa,Bugis,Minang dan Melayu


Dari ketiga kesimpulan pendapat para ahli tersebut diatas yang paling banyak dipakai/diyakini dan menjadi bahan acuan pelajaran Sejarah di sekolah adalah teori yang ke 3 (tiga) yang menyatakan bahwa :
masyarakat awal yang menempati wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsa Melayu, yang merupakan nenek moyang bangsa Indonesia, yang terdiri dari 2 rumpun,yaitu :
1)         Bangsa Proto Melayu    (melayu tua)
2).        Bangsa Deutro Melayu  (Melayu Muda)

tanda tangan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright 2012. nsuparlan . All rights reserved | nsuparlan blog is proudly powered by Blogger.com | Template by rkartini -