Materi
Pembelajaran IPS Kelas 7 Semester 1
BAB 1
Lingkungan Kehidupan Manusia
Muka bumi terdiri atas dua bagian, daratan dan lautan. Daratan
yang luas disebut benua dan lautan yang luas sering disebut samudera. Apabila
bagian benua dipotret dari dekat, akan tampak bahwa permukaan benua tidak rata.
Itulah kenyataannya, bahwa muka bumi tidak rata seperti pada peta. Di permukaan
bumi, ada bagian yang menonjol ke atas, ada pula bagian yang cekung ke bawah.
Bagian yang menonjol ke atas dapat berupa gunung, pegunungan, dataran tinggi,
bukit, dan seterusnya. Bagian yang cekung dapat berupa ngarai, lembah, danau,
sungai, rawa, dan sebagainya. Kenampakan tinggi rendahnya muka bumi tersebut
dinamakan relief muka bumi.
2. Proses
Terbentuknya Muka Bumi
a. Proses
Alam Endogen
Tahukah kamu bahwa bumi yang kita pijak ternyata berjalan-jalan
dengan kecepatan beberapa cm per tahun? Pergerakan tersebut tidak terasa oleh
kita. Namun, pergerakan tersebut menyebabkan perubahan relief muka bumi.
Pernahkah kamu melihat permukaan jalan yang amblas? Jalan amblas ialah contoh
adanya pergerakan dalam bumi. Pergerakan tersebut disebabkan oleh tenaga yang
berasal dari dalam bumi yang disebut tenaga endogen. Dengan demikian, di dalam
bumi terdapat sumber energi.
Dari manakah energi itu berasal? Ternyata di dalam bumi terdapat
sumber panas yang
berasal dari inti bumi. Kita telah mengetahui bahwa kulit bumi itu padat, dingin, dan terapung di atas mantel bumi. Kerak bumi yang membentuk dasar samudera disebut lempeng samudera.
berasal dari inti bumi. Kita telah mengetahui bahwa kulit bumi itu padat, dingin, dan terapung di atas mantel bumi. Kerak bumi yang membentuk dasar samudera disebut lempeng samudera.
Kerak bumi yang membentuk dasar benua disebut lempeng benua.
Lempeng samudera
dan lempeng benua terletak di atas lapisan mantel. Kita juga telah belajar bahwa lapisan
mantel mendapat pemanasan terus-menerus dari lapisan Sima. Pemanasan ini
menyebabkan terjadinya gerakan cairan dengan arah vertikal (konveksi) pada lapisan
mantel. Akibatnya, arus konveksi ini menumbuk kulit bumi yang terapung di atasnya.
Tumbukan yang terjadi terus-menerus akan mengakibatkan terjadi patahan pada kulit
bumi. Patahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya tumbukan antara lempeng benua
dan lempeng samudera.
dan lempeng benua terletak di atas lapisan mantel. Kita juga telah belajar bahwa lapisan
mantel mendapat pemanasan terus-menerus dari lapisan Sima. Pemanasan ini
menyebabkan terjadinya gerakan cairan dengan arah vertikal (konveksi) pada lapisan
mantel. Akibatnya, arus konveksi ini menumbuk kulit bumi yang terapung di atasnya.
Tumbukan yang terjadi terus-menerus akan mengakibatkan terjadi patahan pada kulit
bumi. Patahan tersebut dapat menyebabkan terjadinya tumbukan antara lempeng benua
dan lempeng samudera.
1) Tektonisme
Seperti telah dijelaskan, keragaman muka bumi dipengaruhi oleh
adanya gerakangerakan di kerak bumi, baik gerakan mendatar maupun gerakan
tegak. Gerakangerakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang
menghasilkan pola baru yang disebut struktur diastropik. Bentuk baru yang
termasuk dalam struktur diastropik adalah pelengkungan, pelipatan, patahan, dan
retakan.
2) Vulkanisme
Vulkanisme merupakan proses keluarnya magma ke permukaan bumi.
Keluarnya
magma ke permukaan bumi umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan pipa
kepundan pada gunung api. Jika magma yang berusaha keluar tidak mencapai
permukaan bumi, proses ini disebut intrusi magma. Jika magma sampai di permukaan
bumi, proses ini disebut ekstrusi magma. Magma yang sudah keluar ke permukaan
bumi disebut lava.
magma ke permukaan bumi umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan pipa
kepundan pada gunung api. Jika magma yang berusaha keluar tidak mencapai
permukaan bumi, proses ini disebut intrusi magma. Jika magma sampai di permukaan
bumi, proses ini disebut ekstrusi magma. Magma yang sudah keluar ke permukaan
bumi disebut lava.
Penyebaran Pegunungan dan Gunung Api :
Secara garis besar, terdapat dua rangkaian pegunungan.
(1) Sirkum Mediteran, berawal dari Pegunungan Atlas, Yura, Alpen
(Eropa),
Kaukasus, Himalaya (Asia), tenggelam dan muncul sebagai pulau-pulau di Kep.
Andaman, tenggelam dan muncul sebagai Pegunungan Bukit Barisan, pegunungan
di Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, dan berakhir di Kep. Maluku.
Kaukasus, Himalaya (Asia), tenggelam dan muncul sebagai pulau-pulau di Kep.
Andaman, tenggelam dan muncul sebagai Pegunungan Bukit Barisan, pegunungan
di Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, dan berakhir di Kep. Maluku.
(2) Sirkum Pasifik, rangkaian pegunungan yang berawal dari
Pegunungan Cordileras
De Los Andes (Amerika Selatan), Rocky, Sierra Madre (Amerika Utara),
tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di Kep. Jepang, tenggelam dan muncul sebagai
pegunungan di Kep. Filipina, tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di
Pulau Sulawesi, dan berakhir di Kep. Maluku.
De Los Andes (Amerika Selatan), Rocky, Sierra Madre (Amerika Utara),
tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di Kep. Jepang, tenggelam dan muncul sebagai
pegunungan di Kep. Filipina, tenggelam dan muncul sebagai pegunungan di
Pulau Sulawesi, dan berakhir di Kep. Maluku.
3) Seisme
Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi
tersebut akan mampu menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng
samudera di sekitarnya. Gayangan atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala
ini disebut seisme. Getaran yang dihasilkan akibat pergeseran kerak bumi tersebut
dapat besar maupun kecil. Besar kecilnya kerusakan di muka bumi disebabkan oleh
besar kecilnya gempa tersebut.
Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori.
Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori.
Menurut proses terjadinya, gempa bumi diklasifikasikan menjadi
seperti berikut.
(1) Gempa tektonik: terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di
litosfer kulit
bumi oleh tenaga tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini
yang merambat sampai ke permukaan bumi.
bumi oleh tenaga tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini
yang merambat sampai ke permukaan bumi.
(2) Gempa vulkanik: terjadi akibat aktivitas gunung api. Oleh karena
itu, gempa
ini hanya dapat dirasakan di sekitar gunung api menjelang letusan, pada
saat letusan, dan beberapa saat setelah letusan.
ini hanya dapat dirasakan di sekitar gunung api menjelang letusan, pada
saat letusan, dan beberapa saat setelah letusan.
(3) Gempa runtuhan atau longsoran: terjadi akibat daerah kosong di
bawah lahan
mengalami runtuh. Getaran yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya
dirasakan di sekitar daerah yang runtuh.
mengalami runtuh. Getaran yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya
dirasakan di sekitar daerah yang runtuh.
1. Pelapukan
a) Pelapukan Mekanik
Ketika terkena sinar matahari, volume batuan mengembang. Ketika
terkena air hujan atau penurunan suhu di malam hari, volume batuan mengecil.
Jika hal ini berlangsung terus-menerus, batuan akan retak-retak dan lepas
selapis demi selapis. Akhirnya, batuan tersebut menjadi hancur. Peristiwa
hancur dan terlepasnya material dari batuan induk tanpa mengalami perubahan
unsur kimia yang dikandungnya disebut pelapukan mekanik (fisik).
b) Pelapukan Kimiawi
Pada pelapukan ini, peristiwa hancur dan terlepasnya material dari
batuan induk disertai perubahan unsur kimia. Perubahan unsur kimia terjadi
ketika unsur mineral batuan bereaksi dengan unsur kimia yang berasal dari luar,
misalnya dengan oksigen atau air. Pelapukan ini sering terjadi di daerah tropik
dengan batuan kapur. Contoh pelapukan kimiawi ialah stalaktit dan stalagmite
c) Pelapukan Biologi atau Pelapukan Organik
Pernahkah kamu melihat tembok atau batu yang lembab ditumbuhi
lumut, atau berlubangnya batuan oleh semut? Nah, itu salah satu bentuk
pelapukan organik. Pada pelapukan ini, peristiwa hancur dan terlepasnya
material dari batuan induk disebabkan oleh kegiatan makhluk hidup: vegetasi,
hewan, dan manusia. Pelapukan biologi biasanya diikuti oleh pelapukan kimiawi.
2) Erosi
Batuan yang telah lapuk secara berangsur-angsur akan dikikis dan
dipindahkan ke tempat lain oleh tenaga eksogen. Proses pengikisan dan
pengangkutan material hasil lapukan itulah yang disebut erosi.
Berdasarkan bentuknya, erosi terbagi seperti berikut.
Berdasarkan bentuknya, erosi terbagi seperti berikut.
(1) erosi percik: terlepas dan terlemparnya partikel tanah akibat
pukulan butir hujan
secara langsung
secara langsung
(2) erosi permukaan
(3) erosi alur: terjadi karena adanya aliran permukaan yang
terkumpul atau terpusat
dan membentuk alur-alur
dan membentuk alur-alur
(4) erosi parit: terjadi karena adanya aliran permukaan yang
terpusat, runtuhnya
saluran-saluran air di bawah permukaan tanah, atau karena adanya tanah
longsor yang bentuknya memanjang.
saluran-saluran air di bawah permukaan tanah, atau karena adanya tanah
longsor yang bentuknya memanjang.
(5) erosi tebing
a) Erosi Air
Erosi air disebabkan oleh aliran air permukaan yang berasal dari
air hujan yang menghanyutkan partikel-partikel tanah dan hancuran batuan.
Faktor-faktor yang memengaruhi kekuatan erosi air, antara lain:
(1) volume air sebagai tenaga utama dalam proses erosi (makin
besar volumenya,
makin kuat erosinya),
makin kuat erosinya),
(2) kemiringan lereng (makin curam lerengnya, makin besar
erosinya),
(3) keadaan vegetasi (makin lebat vegetasinya, makin kecil
erosinya),
Ada berbagai bentuk erosi air, di antaranya erosi tebing sungai,
erosi air terjun, dan erosi gelombang air laut.
b) Erosi Angin
Pernahkan kamu melihat gurun pasir di televisi? Erosi angin biasa
terjadi di gurun pasir dan di daerah kering. Deflasi merupakan proses erosi
yang disebabkan oleh angin. Angin dengan kecepatan tinggi mengikis batuan dan
membawanya ke daerah yang kecepatan anginnya rendah.
c) Erosi Gletser
Gletser adalah salju yang meluncur mengikuti lereng-lereng bukit.
Eksarasi
merupakan proses erosi yang disebabkan gletser. Di daerah yang bersalju, sewaktu
salju turun, butiran salju bersatu dengan tanah dan menyusup melalui pori-pori
tanah. Ketika musim panas, salju mencair dan mengalir dengan membawa material
hasil erosi.
merupakan proses erosi yang disebabkan gletser. Di daerah yang bersalju, sewaktu
salju turun, butiran salju bersatu dengan tanah dan menyusup melalui pori-pori
tanah. Ketika musim panas, salju mencair dan mengalir dengan membawa material
hasil erosi.
3) Gerak Massa Batuan
Batuan yang berada di muka bumi dapat berpindah secara massal dari
tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Perpindahan tersebut disebabkan
antara lain oleh pengaruh gravitasi.
Perpindahan massa batuan dapat juga disebabkan oleh
kemiringan lereng, kandungan air, dan jenis batuan. Perpindahan batuan secara massal disebut mass-wasting. Contoh gerak massa batuan ialah tanah ambles dan longsor.
kemiringan lereng, kandungan air, dan jenis batuan. Perpindahan batuan secara massal disebut mass-wasting. Contoh gerak massa batuan ialah tanah ambles dan longsor.
BAB 2 Kelas 7
Definisi
manusia Purba :
Siapakah
manusia purba itu ? Manusia purba disebut juga sebagai Prehistoric People
adalah manusia yang hidup jauh sebelum dikenalnya tulisan, mereka memiliki alat/peralatan yang terbuat dari batu dan diyakini
telah mendiami bumi sekitar 4 juta tahun yang lalu.
JENIS-JENIS MANUSIA PURBA
DI INDONESIA
1. Meganthropus Paleojavanicus (manusia raksasa
dari Jawa kuno)
Fosil manusia ini ditemukan oleh GH.Von
Koeningswald pada tahun 1941 di Sangiran (Surakarta),
sampai saat ini Meganthropus merupakan makhluk tertua yang ada di Indonesia.
Mega
= Besar, Anthropus = Manusia, Palaeo = tua, Javanicus = Jawa
Fosil
berupa rahang bawah dan rahang atas, Diperkirakan sebagai manusia purba paling
tua, Hidup sekitar 2 juta – 1 juta tahun yang lalu.
Disebut
sebagai manusia purba tertua di Pulau Jawa
Ciri
–ciri :
a. tubuh kekar
b. rahang dan geraham besar
c. tidak berdagu
d. menyerupai kera
2. Pithecantropus Mojokertensis (manusia kera dari
Mojokerto).
Jenis ini ditemukan oleh GH.Von
Koeningswald pada tahun 1936 di desa
Perning dekat Mojokerto dan didesa Sangiran dekat Surakarta.Fosil ini
diperkirakan sebagai anak Pithecanthropus yang berusia sekitar 5
tahun dan hidup sekitar 2 juta tahun
yang lalu.
Ditemukan
Fosil berupa tengkorak anak, Masih tergolong jenis Pithecanthropus.
Ciri-ciri
:
a. badan tegak
b. tidak memiliki dagu
c. bentuk kening menonjol
d. tinggi badan 165 – 180 cm
e. volume otak 750 – 1.300 cc
f. tulang rahang dan geraham
cukup kuat
g. tulang tengkorak cukup
tebal
h. bentuk tengkorak lonjong
3. Pithecanthropus Robustus (manusia kera yang
besar dan perkasa)
Fosil ini ditemukan oleh GH.Von Koeningswald pada tahun 1939 di lembah Bengawan Solo,desa
Trinil, fosil ini berasal dari lapisan pleistocen bawah,sama dengan jenis Pithecanthropus yang lain,tetapi memiliki ukuran
tubuh yang lebih besar dan lebih kuat.
Manusia
kera besar dan perkasa ini ditemukan oleh Von Koeningswald tahun 1939 di Lembah
Bengawan Solo desa Trinil, berasal dari lapisan
pleitosen bawah sama dengan jenis Phitecantropus yang lain, tapi ukuran tubuh
lebih besar dan kuat.
4.Pithecanthropus Erectus (Manusia kera yang
berjalan tegak)
Jenis
ini ditemukan oleh E.Dubois didesa Trinil (dekat sungai Bengawan Solo) pada
tahun 1890 berupa tulang rahang,dua geraham,bagian atas tengkorak,dan tulang
paha. Berdasarkan bukti-bukti yang ada terutama bentuk tulang paha menunjukkan
kalau makhluk ini sudah berjalan tegak
Pithe
= kera , Anthropus = manusia , Erectus = tegak
Pithecanthropus
erectus = manusia kera berjalan tegak.
Ciri-ciri
:
a.
berbadan dan berjalan tegak
b.
tinggi badan 165 – 170 cm
c.
diperkirakan hidup sekitar 1 juta tahun yang lalu.
5.Homo Wajakensis (manusia purba dari wajak)
Ditemukan
di dekat desa Wajak di lembah sungai Brantas dekat Tulungagung,Jawa Timur
bagian selatan,pada tahun 1889 olehVan Reictshotten,namun kemudian diserahkan
kepada E.Dubois untuk diteliti .Menurut teori Teuku Jacob dan E.Dubois, fosil
ini termasuk Homo sapiens (makhluk manusia/manusia cerdas),yang berasal dari kala
Pleistosen, diperkirakan hidup lebih kurang pada 40.000 tahun
yang lalu dan berkembang menjadi ras
khusus nenek moyang penduduk asli Australia.
Ciri-ciri
Homo Wajakensis sebagai berikut :
a.Muka
datar dan lebar,
b.Hidung
lebar dan bagian mulutnya menonjol,
c.Dahinya
agak miring dan di atas mata terdapat busur kening yang nyata,
d.Tenggorokannya
sedang, agak lonjong, dan agak bersegi di tengah-tengah atap tengkoraknya dari
muka ke belakang, dan
e.Mukanya
lebih Mongoloid karena sangat datar dan pipinya menonjol ke samping.
6 Homo Soloensis (manusia purba dari solo)
Yang ditemukan oleh G.H.R. Von Koeningswald dan
Weidenreich pada tahun 1934.Hasil penemuannya berupa 11 buah fosil
tengkorak,tulang rahang dan gigi yang ditemukan di daerah Ngandong,lembah
sungai Bengawan Solo
Manusia
purba jenis homo soloensis artinya manusia dari Solo,
Ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Otak kecilnya lebih besar daripada otak kecil Pithecanthropus Erectus.
b. Tengkoraknya lebih besar daripada Pithecanthropus Erectus.
c. Tonjolan kening agak terputus di tengah (di atas hidung).
d. Berbadan tegap dengan ketinggian kurang lebih 180 cm.
PEMBAGIAN ZAMAN PRA AKSARA
Pembangia Zaman Menurut
Geologi
Pembagian Zaman Menurut
Alat yang digunakan
Pembagian Zaman Menurut
Kehidupan
1. Pembagian Zaman Menurut Geologi
ARKEOZOIKUM
Arkeozoikum adalah zaman
tertua (zaman awal atau permulaan)
Dalam sejarah pekembangan bumi
yang berlangsung kira – kira 2500 juta tahun yang lalu.
Pada
zaman itu keadaan bumi belum stabil, kulit bumi masih dalam proses pembentukan dan udara masih
sangat panas sehingga belum tampak tanda – tanda kehidupan.
PALEOZAIKUM
Paleozaikum
merupakan zaman primer kelanjutan dari Arkeozoikum.
Diperkirakan
berlangsung sekitar 340 juta tahun yang lalu.
Pada
masa itu, terjadi penurunan suhu yang mengakibatkan bumi lambat laun menjadi
dingin.
Adanya
tanda – tanda kehidupan yang semakin jelas, yakni dengan munculnya makhluk
bersel satu seperti bakteri dan sejenis amfibi.
Mesozoikum
Mesozoikum
disebut pula dengan zaman sekunder atau zaman reptil.
Berlangsung
kira – kira 140 juta tahun yang lalu.
Pada
masa ini, terjadi pertumbuhan kedua dalam tingkat kehidupan makhluk hidup.
Pada
zaman ini muncul pula reptil raksasa (dinosaurus) dan Atlantosaurus serta jenis
burung dan binatang menyusui tingkat rendah.
NEOZOIKUM
Neozoikum
atau kainozoikum diperkirakan berusia 60 juta tahun yang lalu.
Pada
masa tersebut, keadaan bumi sudah mulai stabil kehidupan semakin berkembang dan
beraneka ragam.
Pembagian
zaman neozoikum antara lain sebagai berikut :
1. Zaman tersier
2. Zaman Kuarter
A. ZAMAN TERSIER
Zaman
tersier dapat disebut sebagai zaman ketiga.
Jenis
– jenis binatang besar mulai berkurang dan telah hidup dari binatang jenis –
jenis binatang menyusui, seperti kera dan monyet.
B. ZAMAN KUARTER
Zaman
kuarter dapat disebut sebagai zaman keempat.
Mulai
muncul tanda – tanda kehidupan manusia purba.
Zaman
kuarter dibagi menjadi dua masa yaitu, masa pleistosen dan masa holosen
1. MASA PLEISTOSEN
Masa
pleistosen atau dilivum adalah zaman es atau glasial.
Berlangsung
sekitar kira – kira 600.000 tahun yang lalu.
Pada
masa inilah kehidupan manusia mulai ada.
Masa
ini ditandai dengan mulai mencairnya es yang bertumpuk di Kutub Utara karena
terjadi perubahan iklim yang terus menerus.
2. ZAMAN HOLOSEN
Masa
holosen berlangsung sekitar 20.000 tahun yang lalu.
Pada
masa ini, mulai muncul Homo Sapiens atau manusia cerdas, seperti Homo
Wajakensis.
Spesies
tersebut merupakan nenek moyang dari manusia modern saat ini
2. Pembagian Zaman Menurut Alat yang digunakan Manusia
Purba
Zaman Batu (Lithikum )
Pada
zaman batu manusia purba dalam upaya untuk memenuhi kebutuhannya masih
menggunakan alat – alat yang terbuat dari batu.
Zaman
Batu dibedakan menjadi 3 yaitu:
- Zaman batu tua
- Zaman Batu Tengah
- Zaman Batu Muda
Zaman Batu Tua (
Palaeolithikum )
Pada
zaman batu tua manusia purba menggunakan alat – alat dari batu yang masih kasar
karena belum diasah.
Kehidupan
manusia purba pada saat itu belum memiliki tempat tinggal yang tetap atau nomaden.
Zaman Batu Tengah (
Mesolithikum )
Pada
zaman batu tengah, alat – alat yang digunakan oleh manusia masih seperti zaman
batu tua, namun alat – alat tersebut sudah diasah tetapi belum halus.
Kehidupan
manusia purba pada saat itu sudah mulai menetap.
Zaman Batu Muda (
Neolithikum )
Pada
zaman batu muda manusia purba menggunakan alat – alat dari batu yang telah
diasah secara halus dan mempunyai bentuk yang bagus dan bervariasi.
Kehidupan
manusia purba pada saat itu sudah mulai menetap dan bercocok tanam.
Zaman Logam
Kebudayaan
manusia purba pada zaman logam sudah jauh lebih tinggi dan maju jika
dibandingkan dengan zaman batu.
Pada
zaman logam manusia purba sudah memiliki kemampuan melebur logam untuk membuat
alat – alat yang dibutuhkan.
Zaman
Logam dibedakan menjadi 3 yaitu:
a. Zaman tembaga
b. Zaman perunggu
c. Zaman besi
Zaman Tembaga
Pada
zaman tembaga manusia purba sudah memanfaatkan logam tembaga yang dapat
digunakan untuk alat – alat rumah tangga.
Tetapi
proses pembentukannya masih sangat sederhana.
Zaman Perunggu
Pada
zaman perunggu manusia purba sudah mampu membuat peralatan dari perunggu yang
terbuat dari hasil campuran antara tembaga dan timah.
Peralatan
ini mempunyai sifat yang lebih keras daripada tembaga dan bentuknya sudah lebih
halus.
Zaman Perunggu
Pada
zaman perunggu manusia purba sudah mampu membuat peralatan dari perunggu yang
terbuat dari hasil campuran antara tembaga dan timah.
Peralatan
ini mempunyai sifat yang lebih keras daripada tembaga dan bentuknya sudah lebih
halus.
Zaman Besi
Pada
zaman besi manusia purba sudah mampu melebur bijih besi yang dibentuk
sedemikian rupa meskipun masih kasar.
Bijih
besi dilebur dan dibentuk untuk memenuhi berbagai kebutuhan seperti peralatan
rumah tangga, berburu, dan bertani.
3. Pembagian Zaman Menurut Corak Kehidupan
Masa Berburu
Masa Meramu
Masa Bercocok Tanam
Masa Berburu
Kehidupan
manusia purba pada masa berburu selalu berpindah – pindah atau nomaden.
Karena
selalu mencari binatang buruan dan bahan makanan yang disediakan oleh alam
berupa binatang, Hal ini disebut dengan “food gathering”.
Masa Meramu
Kehidupan
manusia purba pada masa meramu hampir sama dengan masa berburu yaitu selalu
berpindah – pindah atau nomaden.
Berbeda
dengan masa berburu, pada masa meramu manusia purba mencari bahan makanan
berupa tumbuh – tumbuhan, hal ini disebut sebagai food gathering”.
Masa Bercocok Tanam
Kehidupan
manusia terus berkembang lebih maju, yang kemudian mengenal bercocok tanam.
Meskipun
demikian kehidupan berburu dan meramu belum sepenuhnya ditinggalkan.
Beberapa pendapat para ahli tentang asal-usul nenek
moyang bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut:
1. Prof.Dr.H.Kern
Menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari
daratan Asia .Hal ini didukung dengan bukti bukti penggunaan bahasa.
Bahasa-bahasa yang dipergunakan di
Indonesia,
Polynesia,
Melanesia berasal dari satu akar bahasa
yang sama yaitu bahasa Austronesia, penelitian Kern ini terutama
ditujukan pada kesamaan nama-nama binatang dan alat perang.
2. Prof.Dr.Kroom
Asal-usul bangsa Indonesia adalah dari Asia Tengah,
pendapat ini didasarkan pada bukti bahwa didaerah Cina
tengah banyak terdapat sungai-sungai yang besar yang menjadi sumber kehidupan
manusia.Dari sini mereka menyebar ke Indonesia pada sekitar tahun 2000 SM
sampai tahun 1500 SM.
3. Hogen
Bangsa yang mendiami daerah pessisir Melayu berasal
dari Sumatera. Bangsa ini bercampur
dengan bangsa Mongol kemudian disebut
sebagai bangsa Proto Melayu dan Deutro Melayu.
4. Dr.Brandes
Bangsa yang bermukim di Indonesia memiliki banyak
persamaan dengan bangsa-bangsa yang mendiami daerah-daerah yang membentang dari
sebelah utara pulau Formosa sampai sebelah barat daerah Madagaskar,
sebelah selatan Jawa-Bali, dan sebelah timur sampai ketepi pantai barat
Amerika, Brandes juga mendasarkan penelitiannya kepada perbandingan bahasa.
5. Prof.Muhammad Yamin.
Bangsa Indonesia berasal dari Indonesia
sendiri, hal ini dibuktikan dengan penemuan-penemuan Fosil dan
Artefak tertua dengan jumlah yang lebih banyak dan lebih lengkap di Indonesia.
6. Drs.Moh.Ali
Bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan,
pendapatnya dipengaruhi oleh pendapat Moens yang berpendapat bahwa bangsa
Indonesia berasal dari Mongol dan
terdesak oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat,dan akhirnya
menyebar ke wilayah Indonesia,menurutnya nenek moyang bangsa Indonesia berasal
dari hulu-hulu sungai besar di Asia dan
kedatangannya di Indonesia secara
bergelombang tahun 3000 SM-1500 SM
sampai tahun 1500 SM-500 SM. Pendapatnya didukung oleh suatu pernyataan tentang
Blod und Breden Unchro yang berarti darah dan tanah bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri.
7. Mayumdar.
Bangsa –bangsa yang berbahasa Austronesia berasal
dari India, kemudian menyebar ke Indho-China terus ke daerah Indonesia dan Pasifik,
pendapatnya didukung oleh penelitiannya berdasarkan bahasa Austria yang
merupakan bahasa muda di India Timur.
8. Max.Muller
Menyatakan bahwa
asal dari bangsa Indonesia adalah daerah
Asia Tenggara.
9. Van Heine Geldren
Bangsa Indonesia berasal dari daerah Asia,
pendapatnya didukung oleh
artefak-artefak yang ditemukannya di Indonesia memiiki persamaan dengan yang
ditemukan di daratan Asia
10. Prof.Dr.Aswan Mutakin, M.P.d dan Drs.R.Gunawan
Kamil Pasya, M.S.i
Gelombang migrasi pertama berlangsung sekitar tahun
3000 SM,yaitu berpindahnya ras Kaukasoid dari laut tangah melalui lembah sungai
kuning di Cina utara, disana mereka bercampur dengan suku Aborigin, sehingga dihasilkan karakteristik Mongoloid.Setelah itu sebagian dari
mereka mamasuki dan bermukin dikepulauan Indonesia bagian barat dan tengah.
KESIMPULAN TENTANG
ASAL-USUL BANGSA INDONESIA
Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.Pendapat yang didasarkan pada penemuan-penemuan
fosil dan artefak bahwa bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri dan
kemudian menyebar ke Asia lainnya Pendapat ini di dukung oleh penemuan fosil di
Cina yang kemudian disebut dengan Sinanthropus Pekeninsis yang diperkirakan hidup sezaman dengan Pithecanthropus Erectus Indonesia. Di wilayah Asia lainnya belum berhasil ditemukan fosil manusia purba.
2.Bahwa penduduk yang mendiami daerah kepulauan
Indonesia diperkirakan dari daratan Asia. Melaui jejak sejarah yang diteliti
,bangsa Indonesia diperkirakan berasal dari daerah Yunan selatan kemudian menyebar kearah selatan
hingga sampai ke Indonesia.
3.Bahwa
masyarakat awal yang menempati wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsa Melayu,bangsa
ini merupakan nenek moyang bangsa Indonesia,yang terdiri dari 2 rumpun, yaitu :
1).Bangsa
Proto Melayu (melayu tua) bangsa ini masuk ke Indonesia melalui dua jalan /
route,yaitu :
Jalan Barat :melalui semenanjung Melayu,terus ke Sumatera
dan menyebar ke seluruh Indonesia.
Jalan
Timur :melalui Filipina terus ke Sulawesi
selanjutnya keseluruh Indonesia Keturunan bangsa Proto Melayu yang masih ada
sampai sekarang : Suku bangsa Dayak,Toraja,Batak dan Papua .
2).Bangsa
Deutro Melayu (Melayu Muda)
Memasuki wilayah Indonesia secara
bergelombang melalui jalur barat : dari semenanjung Melayu terus ke
Sumatera dan selanjutnya tersebar keseluruh Indonesia,keturunan bangsa Indonesia
yang masih ada sampai sekarang
diantaranya adalah : suku bangsa Jawa,Bugis,Minang dan Melayu
Dari
ketiga kesimpulan pendapat para ahli tersebut diatas yang paling banyak
dipakai/diyakini dan menjadi bahan acuan pelajaran Sejarah di sekolah adalah teori yang ke 3 (tiga)
yang menyatakan bahwa :
masyarakat
awal yang menempati wilayah Indonesia termasuk rumpun bangsa Melayu, yang
merupakan nenek moyang bangsa Indonesia, yang terdiri dari 2 rumpun,yaitu :
1) Bangsa Proto Melayu
(melayu tua)
2). Bangsa Deutro Melayu (Melayu Muda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar