1.Senang
membuat kerumunan, tidak rajin menggalang
barisan.
2.Suka marah,
tidak suka melakukan perlawanan.
4.Suka
terpesona oleh keaktoran, bukan oleh wacana atau isme yang diproduksi/dimiliki
sang aktor.
5.Sibuk
berurusan dengan kulit, tidak peka mengurusi isi.
6.Gemar
membuat organisasi, kurang mampu membuat jaringan.
7.Cenderung
memahami segala sesuatu secara simplistis, kurang suka dengan
kerumitan-kecanggihan padahal inilah adanya segala sesuatu itu.
8.Sering
berpikir linear tentang sejarah, kurang suka bersusah-susah memahami sejarah
dengan rumus dialektika atau sinergi.
9.Enggan
melihat diri sendiri sebagai tumpuan perubahan, sebaliknya cenderung berharap perubahan
dari atas/para pemimpin.
10.Senang membuat program, kurang mampu membuat agenda.
11.Cenderung memahami dan menjalani segala sesuatu secara parsial,
tidak secara integral (kaaffah).
12.Senang bergumul dengan soal-soal jangka pendek, kurang telaten
mengurusi agenda jangka panjang.
13.Terus-menerus ''menyerang musuh'' di markas besarnya, abai
pada prioritas pertama ''menyerang musuh'' pada gudang amunisinya.
14.Kerap menjadikan politik sebagai tujuan, bukan politik sebagai
alat.
15.Senang mengandalkan dan memobilisasi orang banyak atau massa
untuk segala sesuatu, abai pada fakta bahwa perubahan besar dalam sejarah
selalu digarap pertama-tama oleh creative minority. (Ironisnya, ini justru
secara spektakuler dicontohkan oleh Muhammad beserta lingkaran kecil di
seputarnya di Mekkah serta kaum Muhajirin dan Anshar di Medinah).
16.Senang berpikir bagaimana memakmurkan masjid, kurang giat
dan serius berpikir bagaimana memakmurkan jamaah masjid.
17.Senang menghapalkan tujuan sambil mengabaikan pentingnya
metode, tidak berusaha memahami dengan baik tujuan itu sambil terus mengasah
metode.
18.Senang merebut masa depan dengan meninggalkan hari ini atau
merebut hari ini tanpa kerangka masa depan, bukannya merebut masa depan dengan
mencoba merebut hari ini.
19.Sangat pandai membongkar dan membongkar, kurang pandai membongkar
pasang.
20.Sangat cepat dan gegabah merumuskan musuh baru (dan lama),
sangat lamban dan enggan merangkul kawan baru.
21.Gegap gempita di wilayah ritual, senyap di wilayah politik
dan sosial.
22.Selalu ingin cepat meraih hasil, melupakan keharusan untuk
bersabar.
23.Senang menawarkan program revolusioner tapi abai membangun
infrastruktur revolusi.
24.Selalu berusaha membuat politik sebagai hitam putih, bukannya
penuh warna tak terhingga.
25.Sangat pandai melihat kesalahan pada orang lain, kurang suka
melakukan introspeksi.
Orang yang melewatkan satu hari dalam hidupnya tanpa ada suatu hak yang ia tunaikan atau suatu fardu yang ia lakukan atau kemuliaan yang ia wariskan atau pujian yang ia hasilkan atau kebaikan yang ia tanamkan atau ilmu yang ia dapatkan,maka sungguh-sungguh ia telah durhaka pada harinya dan menganiaya diri. (Dr. Yusuf Al-qardhawi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar