Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian
dimulai dengan rasa ragu-ragu, dan berfilsafat dimulai dengan kedua-duanya.
Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang
belum kita tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan
pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang tak terbatas ini. Demikian juga
berfilsafat berarti mengkoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang,
seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.
Ilmu merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak kita
lahir sampai kita meninggal. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus
terang pada diri kita sendiri, apakah sebenarnya yang saya ketahui tentang
ilmu?apakah ciri-ciri yang hakiki yang membedakan ilmu dari
pengetahuan-pengetahuan lainnya yang bukan ilmu?bagaimana saya ketahui bahwa
ilmu merupakan pengetahuan yang benar?kriteria apa yang kita pakai dalam menentukan
kebenaran ilmu?mengapa kita mesti mempelajari ilmu?dan seterusnya.
Seorang yang berfilsafat berarti berendah hati
mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah diketahuinya, mengakui kelemahan
dan sempitnya ilmu yang dimilikinya. Dia diumpamakan seorang yang berpijak
dibumi sedang menengadah kelangit yang penuh bintang. Dia ingin mengetahui
hakikat dirinya dalam kesemestaan galaksi. Atau seorang yang berada dipuncak
gunung memandang lembah dan jurang dibawahnya. Dia ingin menyimak kehadirannya
dengan kesemestaan yang ditatapnya.
Karakteristik berfikir
filsafat yang pertama adalah
sifat menyeluruh. Seorang ilmuwan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi
pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin melihat hakikat ilmu dalam konsentrasi
pengetahuan yang lain. Dia ingin tahu kaitan ilmu dengan moral. Kaitan ilmu
dengan agama dan ingin yakin apakah ilmu itu membawa kebahagiaan.
selanjutnya download didieu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar